Suhulingkungan yang cocok untuk penanaman dan pertumbuhan bibit kelapa pandan wangi adalah berkisar antara 20-27°C. Salah jenis tanaman yang cocok untuk dibudidayakan di lahan gambut adalah sawit, akasia dan karet. ketiga tanaman tersebut dikenal memiliki kemampuan beradaptasi untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lahan Kelapasawit merupakan salah satu komoditas yang mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis lahan gambut, asalkan curah hujan mencukupi yaitu lebih dari 2500 mm/tahun dan dikelola dengan baik. Untuk itu maka tanaman kelapa sawit ini dapat dikembangkan di lahan gambut, namun dalam pengelolaanya berbeda dengan tanah mineral. Nyamplungjuga sukses ditanam di lahan gambut. Sebaran nyamplung di seluruh pantai Indonesia (tanah berpasir) sekitar 480 ribu Ha, dan 60% nya di kawasan hutan. Kemenhut menyediakan 3 juta bibit untuk ditanam di pesisir pantai seluas 3.000 Ha, salah satunya ditanam di pesisir pantai Cilacap seluas 350 Ha pada tahun 2007. Jenispupuk yang biasa digunakan adalah pupuk poc nasa dengan konsentrasi 4 tutup + 1 tutu hormonik untuk 15 -17 liter air tangka semprot. untuk 100 bibit bisa membutuhkan 3 – 4 tangki. Prekuensi pemupukan dilakukan seminggu sekali. untuk super nasa 1 bulan sekali dikocorkan dengan dosis 1 sendok makan untuk 10 liter air siramkan perpolibag 1 KamiAgen PT. NATURAL NUSANTARA ( NASA ), pada kesempatan ini akan menuliskan bagaimana "Aplikasi Pupuk NASA pada Tanaman Kelapa Sawit". Untuk Tanaman KELAPA SAWIT yang sudah berbuah, Pupuk NASA yang direkomendasikan untuk luas lahan 1 hektar adalah: SUPERNASA GRANULE MODERN 50 kg (5 zak) POWER NUTRITION 3 kg Dengansirkulasi tanah yang baik, akar tanaman bisa dengan cepat menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Pupuk dolomit memiliki berbagai manfaat bagi tanah lahan tanam perkebunan pohon kelapa sawit.. Kaya akan kandungan unsur hara membantu tanah tanaman kelapa sawit memiliki tingkat keasaman yang cocok untuk kebutuhan kelapa sawit. . INFO NASIONAL – Gambut dan mangrove merupakan ekosistem penting yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati yang unik. Namun, karena mengalami degradasi penurunan, Indonesia pun berkomitmen melaksanakan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove BRGM.Menurut Kepala Kelompok Kerja Teknik Restorasi Gambut BRGM Agus Yasin, Indonesia memiliki wilayah gambut seluas 13,4 juta hektare. “Presiden menugaskan kami untuk melaksanakan restorasi gambut seluas 1,2 juta hektar sampai dengan tahun 2024,” kata dia saat menjadi pembicara Indonesia Forest Forum dengan tema “Peran Gambut dan Mangrove dalam Mempertahankan Keanekaragaman Hayati di Indonesia Menuju ENDC” yang ditayangkan di kanal YouTube Selasa 30 Mei 2023. Sementara luas mangrove di Indonesia, lanjut Agus, yaitu 3,36 juta hektare. “Kita memiliki target 600 ribu hektar untuk direhabilitasi, yaitu mangrove yang tutupannya jarang, mangrove yang menjadi tambak atau terabrasi, serta lokasi potensial seperti tanah timbul dan lahan terbuka yang memiliki substrat cukup untuk ditumbuhi mangrove."Agus menuturkan, terdapat 9 Sembilan provinsi di Indonesia yang menjadi prioritas rehabilitasi mangrove, sementara untuk gambut terdapat 7 tujuh provinsi. “Kalau di gambut itu ada Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Sementara mangrove terdapat di Sumatera Utara, Riau, Kep Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.”Dalam menerapkan penanganan strategi untuk gambut, BRGM menggunakan strategi 3R yaitu rewetting, revegetation, dan revitalization of livelihood sementara untuk rehabilitasi mangrove menggunakan strategi 3 M yaitu Memulihkan, Meningkatkan, dan dengan pemerintah dan sektor swasta menurut Agus menjadi mandat BRGM untuk melakukan percepatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove. “Pada intinya, pelaksanaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove sudah ada pemangku-pemangkunya.”Dia mencontohkan, untuk di kawasan konservasi maka penanggungjawab restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove adalah unit-unit Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Balai Taman Nasional atau UPT Tahura. Untuk hutan lindung dan hutan produksi yang belum dibebani izin maka menjadi kewenangan dari unit Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH atau dinas kehutanan provinsi. Untuk di kawasan yang sudah dibebani izin atau hak baik di kawasan hutan atau APL ini adalah tanggung jawab dari pemegang izin tersebut. Sedangkan untuk APL lainnya itu adalah tanggungjawab pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat.“Dari situ kita harus bersinergi, bekerja sama dengan pemangku-pemangku ini untuk melakukan upaya restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove,” kata Agus. Dia mencontohkan, dengan pemerintah provinsi misalnya, diskemakan tugas pembantuan untuk restorasi gambut. “Artinya kita menyediakan anggaran serta NSPK jadi segala pedoman termasuk peningkatan kapasitasnya. mereka nanti yang secara langsung melakukan upaya restorasi tersebut.”Di luar itu, lanjut dia, secara Perpres BRGM juga dimandatkan untuk membentuk Tim Restorasi Gambut Daerah TRGD dan Tim Rehabilitasi Mangrove Daerah TRMD. Di provinsi-provinsi yang menjadi prioritas rehabilitasi mangrove, tim itu dibentuk, ditetapkan oleh gubernur yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta dan juga profesional atau juga dari masyarakat. “TRGD atau TRMD inilah yang membantu kami memfasilitasi komunikasi, mengkoordinasi dan sebagainya dengan unsur-unsur di daerah dengan pemerintah dan masyarakat, dsb.”Keterlibatan masyarakat menjadi peran penting dalam program kerja BRGM sehingga dibentuk Desa Mandiri Peduli Gambut DMPG sebanyak 760 desa dari tahun 2017 hingga 2022 dan Desa Mandiri Peduli Mangrove DMPM sebanyak 291 desa dari tahun 2021 hingga 2022 untuk terciptanya kelestarian dua ekosistem tersebut. Agus memastikan, apa yang dikerjakan BRGM dan stakeholder, baik untuk restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove pasti ada kontribusinya terhadap target Enhanced Nationally Determined Contribution ENDC.Senior Program Director Yayasan Konservasi Indonesia Fitri Hasibuan menuturkan tentang nilai penting dari ekosistem mangrove dan gambut. Menurutnya, kedua ekosistem ini dikenal dengan ekosistem lahan basah atau wetland. oleh karena itu ekosistem ini memiliki keunikan dari sisi fungsinya termasuk fungsi dari habitat keanekaragaman hayati atau spesies sangat penting“Kita tahu kalau di ekosistem gambut banyak spesies penting yang critically endangered seperti orangutan, harimau sumatera, dan gajah. Sementara di ekosistem mangrove kita juga menemukan spesies penting, contoh beberapa jenis ikan dan bekantan.”Iklan Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa jasa ekosistem yang disediakan mangrove ataupun gambut sangat khusus yang tidak disediakan ekosistem-ekosistem lainnya seperti hutan hujan yang banyak ditemui di pun menyayangkan karena banyak ekosistem baik mangrove maupun gambut telah dialihfungsikan di beberapa lokasi di Indonesia. “Oleh karena itu kita lihat peran dari BRGM dan para pihak terkait. Di antaranya masyarakat, pemerintah dan LSM. Bagaimana kita bersama-sama mendukung restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove khususnya yang telah mengalami degradasi.”Menurut Fitri yang pertama mesti dilakukan yaitu melakukan praktik-praktik baik. Salah satunya menjaga level air untuk memastikan gambut dalam kondisi basah. Kedua melakukan kontribusi pada data karena informasi yang didapat terkait gambut dan mangrove masih terbatas. Ketiga perlunya dilakukan pemantauan atau monitoring terkait kebijakan yang dilihat masih banyak praktik-praktik yang mungkin kurang tepat yang dilakukan di kedua ekosistem baik gambut dan mangrove. “Monitoring ini agar hal-hal yang tidak seharusnya terjadi bisa dihindari, tujuannya untuk menjaga keutuhan ekosistem.”Sementara tantangan yang dihadapi yaitu karena keterbatasan data, sehingga kesadaran dan pemahaman terkait ekosistem gambut dan mangrove sangat terbatas. Keterbatasan data menjadi kendala LSM untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah untuk meyakinkan kedua ekosistem ini penting untuk kelestarian dan membantu keberlangsungan kehidupan manusia. Selain itu, masih terdapatnya pelanggaran yang perlu ditindaklanjuti oleh penegak hukum atau melalui kebijakan juga masih menjadi tantangan. “Hal lain agar pengelolaan dan perlindungan gambut dan mangrove dapat dilakukan secara komprehensif. Kita perlu bersama masyarakat dan pemerintah untuk berupaya agar perlindungan ekosistem ini bisa terangkum atau tercantum dalam kebijakan baik nasional, daerah, dan desa. Upaya tersebut bisa menjawab tantangan-tantangan yang kita hadapi di lapangan,” kata FitriYayasan Konservasi Indonesia, kata Fitri, ikut bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah daerah maupun BRGM. Di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Yayasan ini bersama masyarakat dan pemerintah daerah membantu masyarakat untuk merestorasi gambut. Masyarakat juga diberikan pengetahuan untuk melakukan penanaman tanaman yang cocok dengan sistem gambut seperti rotan, sagu, dan lain sebagainya“Kita juga merevitalisasi untuk memberikan solusi ekonomi bagi masyarakat. Jadi masyarakat diberikan dukungan untuk peningkatan mata pencaharian mereka,” kata Fitri. Seperti dengan melakukan pemanfaatan sekat kanal dengan menggunakan jaringan apung dengan mengembangkan ikan seperti lele dan mengembangkan industri rumah tangga terkait ekosistem tersebut. Wilayah perkebunan, lanjut dia, juga dimanfaatkan untuk mengembangkan peternakan“Kami juga mendampingi mama-mama atau ibu-ibu yang ada di Papua Barat agar masyarakat yang tinggal di ekosistem mangrove juga bisa mendapatkan manfaat dari perlindungan ekosistem mangrove yang mereka lakukan. Salah satunya dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bisa menghasilkan atau memberikan income tambahan melalui eco printing,” tutur FitriSelain dengan masyarakat, Yayasan Konservasi Indonesia juga membantu pemerintah dan BRGM. “Kita berkolaborasi contohnya dengan Pemprov Sumatera Utara untuk mendampingi atau memfasilitasi kerja kelompok para pemangku kepentingan dalam menyusun rencana pengelolaan ekosistem gambut atau RPEG proses ini sedang level finalisasi dan kami di konservasi Indonesia memfasilitasi kerja kelompok untuk finalisasi rencana pengelolaan dan perlindungan mangrove di sumut. Sedangkan di Papua Barat, yayasan bersama pemerintah daerah berusaha memfasilitasi kelompok kerja mangrove. “Forum-forum seperti ini sangat penting sebagai wadah untuk bisa saling berbagi tantangan dan solusi, saling bekerja sama dalam pengelolaanMenurut dia, memberikan solusi atau alternatif bagi masyarakat merupakan salah satu prioritas. Karena jika tidak menemukan solusi untuk masyarakat maka pelestarian menjaga ekosistem sangat sulit. “Karena masyarakat menggantungkan kehidupannya pada ekosistem tersebut. Tidak ada cara lain selain melibatkan mereka, bersama-sama melakukan perlindungan ekosistem ini.” Fitri menambahkan, “Kalau kita berharap masyarakat ikut menjaga lingkungan maka kita harus bisa segera mencari solusi kendala mereka terutama untuk mata pencaharian.”Pakar Lingkungan Hidup Emil Salim menuturkan, Indonesia memiliki ekosistem yang berbeda-beda. Tiap pulau di Indonesia memiliki ekosistem yang berbeda. “Maka ekosistem yang ada harus dipertahankan keasliannya. Bukan ekosistem Kalimantan diubah menjadi ekosistem Jawa,” kata pun meminta agar tidak mengubah hutan bakau mangrove. Karena menurutnya, hutan bakau memberikan perlindungan dari ancaman-ancaman. Sementara lahan gambut harus dipelihara karena dengan kemampuan daya serap karbonnya dapat melepas dari pengaruh perubahan iklim. “Ringkasnya di dalam pembangunan tanah air, please ikuti dari ekosistem masing-masing kawasan Indonesia ini,” ujar dia. * Jakarta, Peredaran benih kelapa sawit ilegal di masyarakat cukup banyak diperdagangkan bebas, yakni benih kelapa sawit yang tidak memenuhi aspek legalitas, karena selain diproduksi oleh lembaga/ perorangan yang tidak diakui oleh pemerintah dan tidak memenuhi syarat- syarat serta tatacara pelepasan varietas, juga tidak melalui proses sertifikasi. Benih Kelapa Sawit Asli 1. Berasal dari varietas unggul DxP yang telah dilepas secara resmi oleh Menteri Pertanian. 2. Diproduksi di kebun benih khusus yang sudah disertifikasi dengan cara menyilangkan pohon ibu induk Dura D dengan menyilangkan pohon bapak Pisifera P yang telah teruji keunggulannya. 3. Dapat disertifikasi karena kemurnian genetik terjamin dan perkecambahan benih dilakukan dengan rapi dan sistematis sehingga asal usulnya dapat ditelusuri ke pohon induk. Benih Kelapa Sawit Ilegal 1. Berasal dari buah atau kecambah yang dikumpulkan di bawah pohon-pohon kelapa sawit yang terdapat di kebun produksi Tenera T atau pohon Dura D yang disilangkan. 2. Perkecambahan dilakukan secara alami dan asal usul pohonnya tidak jelas dan tidak tercatat. 3. Tidak dapat disertifikasi karena asal usulnya tidak jelas dan proses pengecambahannya tidak mengikuti standar yang berlaku. Dampak Kerugian Menggunakan Benih Kelapa Sawit Ilegal 1. Pengguna benih ilegal akan menghasilkan kontaminasi dura sehingga akan mengurangi produksi TBS dan CPO. 2. Pengguna benih ilegal akan mengurangi kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang optimal dan biaya yang dikeluarkan sia-sia. Para pekebun akan sulit untuk mengembalikan pinjaman kredit karena produksi yang dihasilkan rendah. 3. Akan timbul ekses konflik antara PKS dan kebun pemasok TBS. 4. Pelanggaran Undang Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan Undang Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. 5. Produktivitas rendah, tingkat produksi TBS hanya 50% rendemen CPO maksimal 18%. 6. Merusak mesin pengolah rendemen CPO. 7. Mengambil pangsa pasar. 8. Penurunan citra produsen benih resmi. 9. Penurunan tingkat produksi CPO secara nasional. 10. Sumberdaya alam, SDM dan modal tidak termanfaatkan secara optimal Mendapatkan Benih Kelapa Sawit Yang Baik dan Benar 1. Kecambah kelapa sawit dapat dipesan ke sumber benih kelapa sawit resmi ditetapkan oleh pemerintah dengan membawa Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit SP2B-KS yang diterbitkan oleh Ditjen Perkebunan/Dinas Perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota. 2. Benih dalam polybag dapat dibeli dari penangkar benih resmi memiliki Tanda Registrasi Usaha Perbenihan/TRUP dan disertifikasi oleh UPTD Perbenihan Tanaman Perkebunan setempat Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat jika mengetahui adanya benih ilegal adalah 1. Segera melaporkan ke Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS yang berada di Dinas Perkebunan setempat atau ke Polres setempat. 2. Tidak membeli benih tersebut walaupun dengan harga murah. 3. Menyita dan melakukan pemusnahan. Adapun ketentuan pidana bagi pelaku pengedaran benih ilegal sebagai berikut 1. Mengedarkan benih yang tidak sesuai dengan label karena dilakukan dengan sengaja dikenakan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah sesuai Undang – Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. 2. Mengedarkan benih bina yang tidak sesuai dengan label karena kelalaian di kenakan pidana penjara paling lama 12 dua belas bulan dan denda paling banyak Rp Lima Puluh Juta Rupiah sesuai Undang – Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. SUMBER UPTD PENGAWASAN BENIH PERKEBUNAN Lahan gambut merupakan salah satu jenis lahan basah yang memiliki kandungan asam tinggi akibat penumpukan berbagai sisa organisme selama ribuan tahun. Indonesia merupakan salah satu negara dengan biodervisitas flora yang tinggi di dunia. Beragam flora khas negara tropis banyak ditemukan tersebar di seluruh kepulauan nusantara berdasarkan jenis tanah yang cocok untuk habitat flora tersebut. Salah satu jenis tanah yang ada beberapa pulau di Indonesia adalah lahan gambut. Kita sering mengaitkan lahan ini dengan perkebunan sawit. Tapi, ternyata banyak pohon dan tumbuhan yang dapat hidup di hutan gambut selain kelapa sawit. Pada pembahasan kali ini, kita akan mengulas pohon-pohon yang dapat hidup di lahan gambut untuk proses rehabilitasi, reboisasi dan penghijauan. Apa itu Lahan Gambut? Berdasarkan Permentan Tahun 2009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit, lahan gambut adalah tanah hasil akumulasi timbunan bahan organik dengan komposisi 65% lebih besar yang terbentuk secara alami dalam kurun waktu ratusan tahun dari pelapukan vegetasi yang hidup diatasnya. Sedangkan menurut Kementrian Kehutanan dalam Permenhut No. 69 Tahun 2011, hutan gambut merupakan salah satu formasi pohon-pohon yang tumbuh di dalam kawasan yang sebagain besarnya terbentuk dari sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam jangka waktu yang lama. Dari kedua penjelasan tersebut, kita dapat menyimpulkan pengertian lahan gambut adalah tanah yang terbentuk dari hasil sisa-sisa pelapukan bahan organik yang tumbuh ataupuutann hidup di atasnya dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut menjadikan lahan gambut sebagai lahan dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Namun, hutan gambut memiliki kelemahan yaitu sangat rawan terhadap tingkat kebakaran hutan terlebih saat musim kemarau. Baca juga Gambut Adalah Pengertian, Jenis, Persebaran dan Manfaat Lahan Gambut Persebaran Tanah Gambut di Indonesia Luas tanah gambut di Indonesia pada tahun 2018 berkisar antar 16-17 juta hektar dengan didominasi oleh pepohonan atau tanaman berkayu. Sebagian besar dari proses akumulasi bahan organik pembentuk lahan gambut dipengaruhi oleh proses “erosi-transportasi-deposisi” tanah dengan kandungan mineral halus fine-textured weathering products oleh karena itu umumnya endapan gambut pada lapisan bawah atau yang terbesar di sekitar sungai, material gambut sering tercampur dengan bahan mineral yang disebut dengan peaty clay dengan kandungan bahan organik sebesar 30%-65%. Hutan gambut di Indonesia tersebar di pulau-pulau sekitar paparan Sunda yaitu di pantai timur Pulau Sumatera, pantai Barat dan Selatan Kalimantan, dan di sekitar paparan Sahul yaitu di pantai Barat dan Selatan Papua. Berdasarkan hasil kajian Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian BBSDLP, persebaran tanah gambut paling banyak berada di pulau Sumatera sejumlah 36,2% , Kalimantan sejumlah 25,4% dan Papua sejumlah 38,4% dari luas total hutan gambut di Indonesia. Tanah gambut memiliki ciri-ciri dengan kondisi pH asam, miskin unsur hara, namun memiliki kandungan bahan organik yang tebal dan selalu terendam air. Kondisi unik ini menjadi ciri khas yang membedakan tanah gambut dengan jenis tanah lain. Akibatnya, jenis tumbuhan yang hidup didalam ekosistem lahan gambut memiliki adaptasi terhadap hutan gambut. Sejak zaman kolonialisme Belanda, penelitian terhadap lahan gambut telah dilakukan. Tanah gambut cenderung memiliki keanekaragaman vegetasi yang rendah jika dibandingkan dengan hutan hujan tropis. Namun, karakteristik spesies dan vegetasi di dalam ekosistem gambut lebih tinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lahan kering pada zona biogegografi yang sama. Semakin tebal gambut di lahan tersebut, maka semakin sedikit jenis vegetasi yang dapat tumbuh. Sebab pasokan zat hara yang dapat diperoleh melalui air hujan. Begitupun sebaliknya, semakin tipis lapisan gambut, maka semakin beragam pula jenis vegetasi yang hidup diatasnya atau yang kita kenal dengan mixed forest. Habitat mixed forest tediri atas pepohonan kayu besar dan tumbuhan semak lebat. Habitat ke arah kubah gambut deep peat forest memiliki keanekaragaman vegetasi yang rendah dan hanya terdiri atas pepohonan berukuran kecil dengan tingkat kerapatan yang rendah. Baca juga Perusahaan Induk Oreo Menanam Pohon Bersama LindungiHutan Berikut ini beberapa jenis pohon yang dapat tumbuh dan hidup di lahan gambut 1. Pohon Ramin Gonystylus bancanus Foto pohon Ramin dewasa Kiri dan ketika baru bertumbuh Kanan Dokumentasi Hesti Lestari Tata dan Adi Susmianto/ KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoMyrtalesFamiliThymelaeaceaeGenusGonystylusSpesiesGonystylus bancanus Miq. klasifikasi taksonomi pohon ramin Gonystylus bancanus. Morfologi Pohon Ramin memiliki daun dengan bentuk bulat lonjong tau oval dengan ujung daun berlipat berwarna hijau muda. Struktur tulang daun pada ramin banyak. Namun cenderung semu dan merupakan daun tunggal. Buah ramin memiliki permukaan yang pada umumnya akan terpecah menjadi 3 bagian saat sudah matang atau merekah berukuran kurang lebih 4,5 cm dengan rongga berukuran kurnag lebih 3 cm. Tanaman ini mempunyai batang berbentuk bulat dan lurus dengan tinggi dapat mendapat 40-45 meter. Batang bebas pohon ramin dapat mencapai ketinggian 20-30 meter dengan diameter batang bagian bawah berkisar 60-120 cm. Kayu pohon ramin biasa disebut dengan kayu miang dan mengeluarkan getah yang menyebabkan rasa gatal jika terkena permukaan kulit. Habitat Ramin Gonystylus bancanus merupakan salah satu jenis tanaman dengan daun yang selalu hijau dan membutuhkan intensitas cahaya yang cukup tinggi. Pohon ramin dapat ditemukan di Kalimantan Tengah, Sumatera Barat bahkan beberapa terdapat juga di Semenanjung Selatan dan Serawak, Malaysia serta wilayah pesisir rawa di Brunei Darussalam. Manfaat Hasil tebangan pohon ramin berwarna kuning dan akan mengalami perubahan warna menjadi putih kekuning-kuningan sampai kering. Kayu yang sudah kering tergolong di dalam kategori kelas awet V yang mudah terserang bubuk kayu basah atau jamur biru, namun tetap dapat diawetkan kembali. Karena kayu ramin mudah untuk diawetkan dan berterkstur halus serta memiliki corak kayu yang indah, pohon inisering dijadikan komoditas untuk konstruksi ringan, kayu lapis, bahan untuk kusen jendela dan pintu, hingga dapat dijadikan bahan untuk wewangian dan obat karena termasuk ke dalam kayu yang memiliki gaharu. Selain itu, kayu ramin juga sering dijadikan sebagai bahan pembuatan desain interior bangunan, kerajinan tangan dan perabotan rumah. 2. Jelutung Rawa Dyera costulata KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasAsteridaeOrdoMyrtalesFamiliApocynaceaeGenusDyeraSpesiesDyera costulata Miq. Hook. klasifikasi taksonomi pohon jelutung rawa Dyera costulata. Foto bibit pohon Jelutung Rawa yang dapat hidup di lahan gambut Dokumentasi Konsorsium Paludikultur Indonesia Morfologi Jelutung rawa adalah jenis tanaman asli yang tumbuh di rawa-rawa gambut atau lahan gambut. Di Pulau Sumatera, pohon jelutung rawa dikenal dengan nama jelutung atau nalutung, adapun di Kalimantan biasa dikenal dengan nama pantung atau pulut. Pohon jelutung rawa memiliki ketinggian hingga 60 meter dan diameter dalam ukuran setinggi dada orang dewasa yaitu 200 cm. Kulit pohon jelutung rawa berwarna abu-abu atau abu-abu kemerahan dengan tekstur licin hingga kasar dengan adanya lenstisel. Tanaman ini memiliki akar nafas atau pneumatafor sehingga memungkinkannya untuk bertahan hidup di air yang menggenang. Jelutung rawa dewasa memiliki daun berbentuk lonjong dengan ujung daun berlelekuk dan dasar daun runcing. Permukaan bawah daun berwarna hijau keputihan. Buah jelutung rawa berukuran panjang 20-25 cm berwarna coklat. Batang pohon jelutung menghasikan getah berwarna putih. Habitat Pohon jelutung rawa memiliki penyebaran alami di Pulau Sumatera, Semenanjuung Malaysia, dan Kalimantan. Di Indonesia jelutung rawa menyebar di tepi sungai, rawa dan rawa gambut di Pulau Sumatera dan Kalimantan, yaitu di pesisir timur Sumatera yaitu Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Manfaat Jelutung rawa dapat dibudidayakan untuk dimanfaatkan batang pohon serta getahnya. Kayu jelutung memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kayu yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai log, kayu lapis, dan bubur kayu jika diolah lagi dapat menjadi produk berupa meja, papan gambar, baklak, ukiran, batang korek api, pensil, kertas dan lainnya. Getah pohon jelutung rawa memiliki karakteristik seperti getah karet yang dimanfaatkan sebagai bahan isolator kabel, bahan baku permen karet, ban motor, mobil dan lainnya. Baca juga Reboisasi Adalah Pengertian, Tujuan dan Manfaat Reboisasi 3. Punak Tetrameristra glabra Bagian-bagian pohon Punak Dokumentasi KingdomPlantaeDivisiSpermatophytaKelasAngiospermaeOrdoDicotyledonesFamiliTheaceaeGenusTetrameristraSpesiesTetrameristra glabraTabel klasifikasi taksonomi pohon punak Tetrameristra glabra. Morfologi Punak termasuk tanaman khas lahan gambut yang berpeluang untuk materi rehabilitasi hutan rawa gambut yang terdegradasi. Punak dapat beradaptasi dengan baik di ekosistem gambut yang telah rusak. Pohon punak dapat mencapai ketinggian 37 meter dan diameter batang sekitar 150 cm 1,5 meter. Daunnya tidak memiliki daun penumpu atau stipule, tetapi daun muda dapat menjadi penumpu pada ujung ranting. Daun-daun pohon ini berpusat pada ujung ranting, bserselang-seling, tulang daun menyirip dan memiliki permukaan daun gundul. Diameter bunga pohon punak yaitu berkisar 13 mm dengan warna hijau kekuningan, berbentuk menyerupai payung. Buahnya berdiameter 15 mm dan berwarna keunguaan terdiri atas 4-5 biji. Habitat Pohon punak tersebar di rawa-rawa gambut atau lahan gambut di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia. Pohon punuk mampu tumbuh di hutan dengan ketinggian 500 mdpl. Selain tumbuh di lahan gambut pohon punuk juga dapat tumuh di tanah alluvial, sepanjang sungai berpasir hingga tanah lempung. Manfaat Kayu pohon punak dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan karena termasuk kedalam golongan kayu kelas kuat II. Umumnya dimanfaatkan sebagai pembuatan kuda-kuda, kaso, reng, kusen pintu atau jendela. 4. Bungur Lagerstroemia speciosa Foto bunga bungur berwarna keungu-unguan Dokumentasi Kehati DIY KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoMyrtalesFamiliLythraceaeGenusLagerstroemiaSpesiesLagerstroemia speciosa L. klasifikasi taksonomi pohon bungur Lagerstroemia speciosa. Morfologi Bungur adalah tanaman asli Asia Tenggara dan Asia Selatan. Bungur memiliki bunga berwana puith, ungu yang bergerumbul indah saat mekar. Tumbuhan biasa disebut dengan bungur dalam bahasa jawa, pride of India atau queen crape myrtle inggris, jarul bengali/Hindi, banaba Filipina, dan lainnya. Habitus bungur berupa pohon kecil atau sedang dengan rata-rata ketinggian dapat mencapai hingga 20 meter. Daun pohon bungur meranggas dengan bentuk daun lonjong atau elips berujung lancip. Panjang daunnya sekitar 8-15 cm dengan lebar 3-7 cm. Bunga pohon bungur bergerumbul dalam malai tegak dengan kisaran panjang 20-40 cm. Masing-masing bunga memiliki kelopak dengan panjang 2-3,5 cm dan hanya mekar sekali dalam setahun. Habitat Habitat pohon bungur tersebar di daratan Asia Tenggara dan Asia Selatan, yaitu Indonesia, Vietnam, Filiphina, India dan sekitarnya. Manfaat Pada beberapa negara, daun pohon bungur dimanfaatkan sebagai minuman teh herbal. Daunnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Di Indonesia, pohon bungur digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di tepi jalan. Baca juga 10+ Pohon Endemik Asli Indonesia 5. Meranti Rawa Shorea pauciflora KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasDilleniidaeOrdoThealesFamiliDipterocarpaceaeGenusShoreaSpesiesShorea paucifloraTabel klasifikasi taksonomi pohon meranti rawa Shorea pauciflora. Morfologi Meranti termasuk tanaman yang memiliki resin pada empulur, kayu dan kulit batang. Pohon meranti memiliki daun tunggal dan pertulangan daunnya menyirip. Bunganya merupakan bunga bisesksual. Daun mahkota berjumlah 5 dan buah meranti memiliki isi 1 biji. Kayu dari pohon meranti keras namun ringan dengan warna merah tua atau kecoklatan. Habitat Pohon meranti merupakan pohon besar penyusun utama sebagian besar hutan tropis basah di dataran rendah tropis Asia. Di Indonesia, meranti tersebar di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Manfaat Kayu meranti memiliki karakteristik keras namun ringan sheingga cocok digunakan untuk bahan baku bangunan, furniture, perabotan rumah, dan lainnya. Selain itu pohon meranti dapat digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh yang baik. 6. Balangeran Shorea balangeran KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasDilleniidaeOrdoThealesFamiliDipterocarpaceaeGenusShoreaSpesiesShorea balangeran BurckTabel klasifikasi taksonomi pohon balangeran Shorea balangeran. Morfologi Pohon balangeran cukup berpotensi bila dikembangkan di lahan gambut karena memiliki nilai ekonomi atau komersial. Balangeran hidup secara berkelompok di ketinggian 0-100 mdpl dengan tinggi pohon berkisar antara 20-25 m, panjang batang 15 cm dengan diamater dapat mencapai 50 cm. Habitat Balangeran merupakan salah satu jenis tanaman endemik Asia Tenggara yang umum ditemui di lahan gambut basah di Pulau Sumatera dan Kalimanntan. Tumbuhan ini di Kalimantan bisa dikenal dengan Pohon Belangiran, kahoi, kawi, di Sumatera dikenal juga dengan sebutan belangeran, belangir, dan melangir. Manfaat Tanaman Balangeran dewasa memiliki kulit luar berwarna merah tua sampai kehitaman dengan ketebalan 1-3 cm, memiliki alur kulit dangkal dan tidak mengelupas. Tekstur kayu bangaleran memiliki serat kayu yang agak kasar hingga kasar merata. Serat kayu bangaleran lurus dan jika kita raba pada bagian permukaan kayunya akan terasa licin dan di beberapa bagian tempat terasa lengket karena adanya getah atau damar. Kayu dari pohon bangaleran merupakan kayu kaulitas tinggi yaitu kelas awet II dan kelas kuat II yang umumnya digunakan sebagai bahan bangunan, jembatan, lunas perahu, bantalan dan tiang listrik karena tidak mudah mengalami pelapukan. Baca juga Perusahaan Furniture Ikut Berperan dengan Menanam Pohon di Sumatera 7. Bintangur Calophyllum inophyllum KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasDilleniidaeOrdoThealesFamiliClusiaceaeGenusCalophyllumSpesiesCalophyllum inophyllum klasifikasi taksonomi pohon bintangur Calophyllum inophyllum. Morfologi Pohon bintangur memiliki ciri-ciri pohon berukuran sedang, berbatang pendek dengan kisaran ketinggian 10-25 meter dan diameter batang 1-2 meter. Batang pohon bintangur mengeluarkan getah berwarna putih jika dilukai. Daun pohon bintangur duduk berhadapan, keras seperti kulit dan berwarna hijau mengkilap dengan ujung meruncing. Tulang daunnya sejajar dan memiliki serat yang halus. Bunga yang dihasilkan oleh pohon bintangur berwarna putih teridiri dari 4 daun kelopak dan 8 daun mahkota bunga dengan letaknya berada di ketiak daun. Buah pohon bintangur berbentuk bulat hingga oval memanjang dengan ketebalan sedang, memiliki lapisan keras berwarna hijau keabu-abuan dan berbuah sepanjang tahun. Habitat Pohon bintangur umumnya dapat kita temui di pesisir pantai dan kadang dijumpai pula di tanah berpasir sampai pada ketinggian 200 mdpl. Persebaran bintangur berada di dataran rendah di pantai Papua dan hanya ada sedikit di daerah lain. Manfaat Getah yang dihasilkan dari daun pohon bintangur dapat mengobati sakit mata dengan cara dilarutkan dengan air. Air rebusan dari daun yang sudah mengering dapat dimanfaatkan sebagai obat dari infeksi pada kulit, dan luka. Daun yang masih segar pundapat dipanaskan sampai lunak dan hangat untuk mengompres luka borok dan bisul. 8. Pohon Kempas Koompassia malaccensis KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoFabalesFamiliCaesalpiniaceaeGenusKoompassiaSpesiesKoompassia malaccensis Maing. ex klasifikasi taksonomi pohon kempas Koompassia malaccensis. Morfologi Tanaman yang dapat tumbuh di lahan gambut lainnya yaitu kempas. Pohon kempas dapat dikenali dengan batang pohonnya yang menjulang tinggi, berwarna keputih-putihan dengan tinggi cabang pertama mencapai 30 meter. Diameter batang pohon kempas dapat mencapai 60-100 cm. Daunnya bergabung menjadi satu tangkai dengan buah tipis. Batang pohon kempas halus dan licin, akar papan atau akar bebanir namun tidak menghasilkan getah. Habitat Pohon kempas tersebar di Malaysia, Sumatera, Bangka Belitung, dan Kalimantan. Pohon ini menyukai dataran rendah dibawah ketinggian 600 mdpl di tanah-tanah kering. Manfaat Pemanfaatan pohon kempas yaitu terdapat pada kayunya. Kayu kempas digunakan sebagai bahan konstruksi berat, bantalan kereta api, kerangka pintu karena kekerannya yang sangat tinggi namun keawetannya cenderung rendah. 9. Nyantoh Palaquium rostratum KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasDilleniidaeOrdoEbenalesFamiliSapotaceaeGenusPalaquiumSpesiesPalaquium rostratum Miq. BurckTabel klasifikasi taksonomi pohon nyantoh/nagasari Palaquium rostratum. Morfologi Pohon nyantoh atau yang dalam penyebutan bahasa Indonesia yaitu pohon Nagasari memiliki beberapa nama di daerah persebarannya seperti Bakulo Palembang, Balam Pucung Kubu, Nyantoh Darat Bangka, Nyatoh Terung Lampung, dan lainnya. Pohon ini tumbuh dengan ketinggian bekisar 30 meter dan diameter mencapai 120 cm danmemiliki batang yang lurus, bulat torak dengan banir tipis dan lebar. Kayu pohon nnyantoh berwarna coklat kemerahan, mengkilat, berurat indah dan ringan. Buah pohon nyantoh berwarna hijau memanjang. Habitat Di Indonesia pohon ini tumbuh di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Kep. Sunda Kecil, Sulawesi dan Maluku. Pohon ini banyak tumbuh di hutan tropis dataran rendah sampai ketinggian 1500 mdpl. Selain itu pohon ini juga sering dijumpai di daerah rawa-rawa dan lahan gambut. Manfaat Pemanfaatan pohon nyantoh sendiri adalah pada bagian kayunya yaitu digunakan sebagai bahan perabotan rumah seperti, lantai, dan furniture. Bunga nyantoh juga digunakan sebagai obat diare, aromatik, dan gangguan jiwa. Minyak dari biji nyantoh dapat dimanfaatkan untuk lampu, obat luka, encok, kulit menggerisil, urat darah membesar dan sakit panas. Baca juga Pohon Beringin Ciri-ciri, Jenis, Fakta Menarik dan Manfaat Beringin 10. Pohon Perepat/Tumih Combretocarpus rotundatus KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoCucurbitaleaeFamiliAnisophylleaceaeGenusCombretocarpusSpesiesCombretocarpus rotundatus Miq. DanserTabel klasifikasi taksonomi pohon perepat/tumih Combretocarpus rotundatus. Morfologi Pohon perepat selalu hijau dengan ketinggian dapat mencapai 15 meter. Memiliki kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat. Daun pohon perepat berkulit dengan gagang daun sepanjang 6-15 mm, berbentuk bulat telur terbalik dan ujung membulat. Bunga pohon perepat merupakan bunga biseksual dengan warna kemerahan seperti lonceng. Habitat Pohon ini tidak toleran terhadap air tawar dalam jangka waktu yang lama dan cenderung menyukai tanah yang bercampur lumpur dan pasir, atau batuan dan karang. Umumnya banyak dijumpai di sepanjang pesisir pantai yang terlindung dari hempasan gelombang. Pohon perpat juga sering ditemui di muara sekitar pulau lepas pantai dan lahan gambut. Jenis flora ini tersebar dari Afrika Utara dan Madagaskar hingga Asia Tenggara, seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, Australis Tropis, kepulauan Pasifik Barat dan Oceania Barat Daya. Manfaat Buah pohon perepat dapat dimakan dan memiliki rasa yang asam. Sedangkan kayunya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan perahu dan bahan bangunan serta bahan bakar. 11. Pulai Rawa Alstonia pneumatophora KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasAsteridaeOrdoGentianaleaeFamiliApocynaceaeGenusAlstoniaSpesiesAlstonia pneumatophora BackerTabel klasifikasi taksonomi pohon pulai rawa Alstonia pneumatophora. Morfologi Pohon pulai rawa memiliki ketinggian 40-50 meter dan berdiamter mencapai 100 cm bahkan dapat lebih. Tumbuhan ini memiliki batang bergalur berwarna abu-abu hingga putih dengan permukaan batang halus sampai bersisik. Kulit pohon ini sangat tebal di bagian dalam namun tipis di bagian luas. Kayunya berwarna orange sampai kecoklatan dan memiliki getah yang melimpah. Daun pohon pulai rawa terususun secara vertikal dan merupakan dau tunggal berbentuk oval dan bulat pada bagian ujungnya. Memiliki pertulangan daun sejajar dan bunga berwarna putih berpasangan dengan panjang sekitar 25-30 cm. Habitat Pohon pulai rawa tersebar di pulau Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Berada di rawa-rawa gambut atau lahan gambut dengan kondisi tanah berpasir yaitu dekat pantai, hutan rawa dan dekat sungai besar. Manfaat Kayu yang dihasilkan dari pohon pulai rawa digunakan untk pembuatan ukiran, peti, dan kayu lapis. Sedangkan getahnya dapat digunakan sebagai obat penyakit kulit. 12. Pohon Rengas Gluta renghas KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoSapindalesFamiliAnacardiaceaeGenusGlutaSpesiesGluta renghas klasifikasi taksonomi pohon rengas Gluta renghas. Morfologi Pohon ingas atau rengas memiliki ketinggian 40-45 meter. Bentuk tajuknya lebat dan melebar, berbentuk kubah dengan percabangan batang yang besar dan panjang. Memiliki batang silindris dan berdiamter berkisar 90-120 mm. Kulit luar batang bertekstur kasar, dan mengelupas seperti sisik. Warna kulit pohon jingga merah, cokelat kemerahan, abu kemerahan, atau cokelat keabu-abuan diselingi noda noda getah berwarna hitam. Getah pohon rengas sangat beracun dan dapat menimbulkan iritasi hebat pada kulit yang biasa dikenal dengan pohon bergetah panas. Daun pohon ini berbentuk daun tunggal dengan bentuk ujung runcing dan mengelompok. Habitat Habitat pohon rengas tersebar secara alami di daerah Madagaskar, India, Burma, Andama, Indochina, Semenanjung Malaya dan Indonesia kecuali kepulauan Nusa Tenggara. Manfaat Kayu rengas dimanfaatkan sebagai bahan untuk furniture, dekorasi, lantai, dan kayu lapis serta kerajinan karena memiliki corak garis yang indah. Kayunya juga dapat dimanfaatkan sebagai tiang dan balok rumah, jembatan serta bantalan rel kereta api. Untuk mendapatkan kualitas kayu yang baik, kayu pohon rengas harus dikeringkan secara maksimal. Selain itu getah pohon rengas juga dimanfaatkan sebagai industri pernis. 13. Pohon Terentang Campnosperma sp Morfologi Terentang merupakan tanaman potensial yang digunakan untuk bahan pembuatan kertas. tinggi rata-rata pohon terentang yaitu 15,42 meter dengan tinggi bebas cabang 8,95 meter. Pohon ini memiliki diameter rata-rata 23,50 cm. Kayunya berwarna putih kelabu hingga merah muda dan bertekstur lunak dan tidak tahan pecah. Habitat Habitat pohon terentang menyebar di dunia termasuk Asia Tenggara, di Indonesia tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluki dan Irian Jaya. Pohon terentang menyukai lahan gambut halus, lempung dan berpasir pada kedalaman 3-5 meter di ketinggian 10 mdpl di iklim A. Terentang juga dapat ditemukan di hutan dengan tanah berdrainase baik hingga ketinggian mdpl. Manfaat Kayu terentang termasuk kedalam kayu kelas kuat III, dimanfaatkan untuk kotak korek api, kayu lapis, furniture, sandal, pensil dan bahan mentah untuk chipboard dan pulp kertas. Baca juga Pengertian Sumber Daya Alam, Jenis, Ciri-ciri dan Contoh-contoh SDA Referensi dan rujukan artikel. Penulis Rifdah Qotrunnada Editor M. Nana Siktiyana Untuk dapat hasil panen yang memiliki kualitas yang terjamin, tentunya bibit kelapa sawit yang dipilih juga tidak boleh sembarangan. Maka dari itu, perlu dilakukan pemilihan bibit unggul untuk ditanam sehingga nantinya hasil panen yang didapat tidak akan mengecewakan. Sebetulnya, seperti apa ciri-ciri bibit sawit yang unggul itu?Ciri-Ciri Bibit Kelapa Sawit yang UnggulBagi para petani sawit, untuk menanam jenis pohon yang satu ini tidaklah sesulit yang dibanyangkan. Cara penanamannya pun hampir sama dengan pohon-pohon lainnya. Namun terkadang, hal yang cukup sulit adalah memilih bibit bibit kelapa sawit unggul merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk dapat menghasilkan buah kelapa sawit yang berkualitas dari kebunnnya. Hasil panen yang berasal dari bibit unggul biasanya tidak akan mengecewakan. Namun, hal tersebut pun tergantung dari bagaimana merawat tanaman ini adalah beberapa ciri bibit sawit yang unggulBerasal dari Kecambah Biji plumula 1/3 dan radikula 2/ licin dan tidak di lembaga Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Kecambah memiliki ukuran yang hama dan para pengusaha kelapa sawit akan membeli bibit kelapa sawit di berbagai toko pertanian yang menyediakannya atau juga pada petani sawit lokal. Yang menjadi masalah adalah tentang bagaimana cara memilih bibit unggul sawit yang akan Memilih Bibit dari KecambahHal-hal penting yang mesti diperhatikan ketika hendak menanam pohon kelapa sawit jika yang berasal dari kecambahnya adalah sebagai berikutMengenali kriteria bibit kelapa sawitMemilih bibit yang telah tersertifikasi oleh pemerintah di Pusat Penelitian Kelapa SawitMemilih bibit dengan massa sekitar 0,8 gram ukuran minimalMemilih bibit yang mempunyai mata tunas berwarna putih serta tidak caca, biasanya ukuran panjang tunasnya tidak lebih dari 2 cmMemilih bibit yang hanya memiliki satu mata tunasMemilih bibit yang tidak memiliki mata tunas yang bengkok dan masih dalam keadaan segar2. Bibit Siap TanamHal-hal yang perlu diperhatikan jika hendak menanam sawit dengan bibt yang sudah siap tanam dalam polybagMemilih bibit dengan usia sekitar 10-12 bulanMemilih bibit dengan warna pelepah yang hijau tuaMemilih bibit yang memiliki daun pelepah sekitar 15 hingga 18 pelepahMemilih bibit dengan ukuran tinggi sekitar 102-126 cmMemilih bibit yang terbebas dari penyakit tanamanMemilih bibit yang memiliki lilit batang berukuran sekitar 17-18 cmPemeliharaan Kelapa SawitPada umumnya, pemeliharaan yang diakukan terhadap bibit kelapa sawit ini hampir sama dengan pemeliharaan bibit tanaman lain pada umumnya. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang harus lebih diperhatikan. Selain itu, dalam perawatannya harus sering melakukan pengontrolan pada tanaman sawit supaya tidak mudah terserang dengan hama dan pohon sawit dapat dilakukan dengan caraMelakukan penyiraman 2 kali dalam sehariMelakukan penyiangan dengan membersihkan gulma atau tanaman liar di sekitar kelapa sawitMelakukan seleksi bibit abnormal dan normal setelah pohon ditanamMelakukan pemupukan yang rutin dengan menggunakan pupuk yang tepat dengan cara yang juga sudah bisa memilih bibit unggul kelapa sawit serta melakukan pemeliharaan yang tepat pada tanaman, maka hasil panen yang didapatkan pun akan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, hal ini juga dapat memengaruhi hasil produksi minyak sawit yang dibutuhkan. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terbentang di sepanjang Sumatera hingga ke Sulawesi. Hampir di seluruh penjuru tanah air, perkebunan sawit didirikan di atas lahan gambut. Lahan gambut memiliki peran penting dari sisi ekonomi serta ekologi. Lahan ini merupakan tempat bagi keanekaragaman hayati dan populasi yang dilindungi serta sebagai penyuplai air, penyedia hasil hutan, dan pengendali banjir. Dalam proses pelaksanaannya, lahan gambut dijadikan alternatif pengganti lahan mineral sebagai areal yang dianjurkan bagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Perkebunan yang dibuka di areal tanah ini hanya diperbolehkan pada lahan yang terdegradasi, sementara untuk areal hutan, lahan gambut tetap dipertahankan sebagai hutan gambut. Hal ini untuk mengurangi terjadinya kemarau serta tingginya emisi gas rumah kaca yang diakibatkan akibat pembukaan areal perkebunan dengan cara membakar dan merusak ekosistem lingkungan. Lokasi hutan yang telah didegradasi akan dimanfaatkan sebagai areal budidaya kelapa sawit. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dimulainya proses penanaman adalah 1. Penyesuaian Lahan2. Pembukaan Lahan yang Baik3. Manajemen Air4. Pemadatan Gambut5. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Jalan6. Pelaksanaan Kultur Teknis yang Baik7. Pemupukan8. Pengawasan Terhadap Titik Api 1. Penyesuaian Lahan Membudidayakan jenis tanaman palem ini pada areal gambut perlu pertimbangan dan harus dipastikan lahan sesuai untuk budidaya kelapa sawit. Hal yang paling penting dan perlu diingat adalah lokasi yang akan digunakan tidak bertentangan dengan peraturan dan layak dijadikan tempat usaha. Keberhasilan budidaya tergantung pada proses perawatan dan kelola kebun dengan baik. Faktor-faktor yang memengaruhi adalah kematangan tanah gambut, kedalaman lapisan pirit, dan frekuensi serta lama genangan. Manajemen pengairan yang baik akan menjadi ujung tombak berhasilnya pengairan di areal ini atau tidak. 2. Pembukaan Lahan yang Baik Lokasi yang cenderung kering akan menyebabkan hutan mudah terbakar dan menyebabkan kekeringan yang parah ketika musim kemarau tiba. Oleh karena itu, pengelolaan kebun tanpa membakar atau metode zero burning perlu diperhatikan. Membakar areal secara sembarang akan mengurangi unsur hara yang terkandung dalam bahan organik yang mungkin tersisa. Kebakaran areal gambut akan memberi dampak yang tidak baik pada kualitas perkebunan, kesehatan manusia, hingga hilangnya nilai ekonomi bagi warga disekitar areal yang terbakar. 3. Manajemen Air Hal ini perlu diperhatikan mengingat areal yang kaya akan unsur organik ini adalah kering dan sangat sedikit kapasitas air di dalam tanah sehingga dibutuhkan sistem drainase yang tepat agar lahan tetap basah dan memiliki cadangan air. Manajemen air mencakup pengaturan permukaan air dipertahankan pada 50 – 75cm, mencegah kekeringan di musim kemarau, mencegah oksidasi pirit, dan mencegah akumulasi garam. Bagian lain dari manajemen pengairan ini juga mencakup benteng yang berfungsi menahan air pasang, serta parit untuk mengumpulkan dan menyalurkan air dan pintu air yang berfungsi mempertahankan muka air dan menahan air pasang. 4. Pemadatan Gambut Memiliki tujuan untuk memadatkan tanah sehingga memiliki daya topang yang baik terhadap tanaman agar tidak mudah doyong condong. 5. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Jalan Hal ini mencakup penimbunan tanah mineral sebanyak 20 – 30 cm, perataan dan pemadatan serta pengerasan dengan pasir dan kerikil/batu. 6. Pelaksanaan Kultur Teknis yang Baik Dalam melaksanakan kultur teknis yang baik, hal yang perlu diperhatikan adalah upaya untuk mengendalikan produksi, pengendalian gulma, hama dan penyakit, pemeliharaan jalan, perbaikan kualitas panen serta perawatan sarana yang digunakan untuk proses pemanenan. 7. Pemupukan Selama ini yang terjadi diperkebunan adalah penggunaan pupuk kimia yang berfokus pada produksi pohon bukan kepada perbaikan kualitas tanah. Padahal penting untuk mengikat sejumlah unsur tanah yang diperlukan oleh tumbuhan seperti memanfaatkan pupuk organik MOAF yang diproduksi oleh PT Propadu Konair Tarahubun Plantation Key Technology/PKT yang telah terbukti meningkatkan kualitas tanaman. 8. Pengawasan Terhadap Titik Api Antisipasi terhadap musim kemarau yang memicu kekeringan pada perkebunan yang didirikan di atas tanah gambut perlu diperhatikan dengan mendirikan menara untuk memantau titik api yang muncul serta pembuatan marka tingkat bahaya api dan membuat organisasi yang mengendalikan laju penambahan titik api. Delapan hal di atas menjadi acuan yang paling penting sebelum memulai proses pengerjaan. Kunci keberhasilan suatu perkebunan tergantung bagaimana cara masing-masing orang mengelola dan mengembangkanya dengan baik tanpa merugikan pihak manapun. Bagi perusahaan yang memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.

jenis bibit sawit yang cocok untuk lahan gambut